Sabtu, 30 Januari 2010

Retina dan Vitreus

Retina dan Vitreus Cetak halaman ini Kirim halaman ini melalui E-mail

OPERASI VITREO RETINAL
Untuk memenuhi keperluan kemajuan teknologi di bidang pengobatan mata, serta keperluan dari kasus-kasus vitreoretinal yang memerlukan tindakan bedah yang terjadi di masyarakat semakin meningkat.
Pengertian operasi VITREORETINAL adalah operasi mata untuk mengatasi kelainan retina (selaput saraf mata) atau vitreus (jaringan jernih berbentuk agar yang mengisi bola mata). Operasi ini dikerjakan antara lain pada:
1. Ablasio retina (retinal detachment)
Ablasio retina umumnya disebabkan oleh robekan pada retina akibat: faktor bawaan, benturan, dll. Ablasi retina dapat menyebabkan kebutaan apabila retina tidak dilekatkan kembali dalam waktu relatif singkat.

2. Mengkerutnya makula (macula pucker)
Makula adalah bagian retina yang digunakan untuk membaca dan penglihatan halus. Pada penderita ini, tumbuh jaringan ikat pada permukaan makula yang mengakibatkan pengkerutan makula.

3. Retinopati Diabetik (diabetic retinopathy)
Adalah penyakit retina akibat diabetes melitus (kencing manis). Pada fase awal, retinopati diabetik dapat diatasi dengan laser saja, pada kasus lanjut kadang perlu dilakukan operasi vitrektomi untuk membersihkan vitreus yang keruh akibat pendarahan, atau untuk mengupas jaringan ikat pada permukaan retina.

4. Infeksi bola mata (endophthalmitis)
Infeksi bakteri yang masuk kedalam rongga bola mata sangat berbahaya bagi penglihatan dan memerlukan penanganan cepat.
5. Trauma mata (benturan atau luka pada bola mata)
Pada kasus trauma mata dimana terjadi perdarahan vitreus atau ablasio retina mungkin diperlukan operasi vitrektomi untuk membersihkan darah dan melekatkan retina kembali.

Tujuan
Tujuan Operasi Vitreoretinal:
• Melekatkan kembali retina yang lepas dan mengupas jaringan ikat pada permukaan retina
• Membersihkan vitreus yang keruh akibat perdarahan atau infeksi
• Memungkinkan tindakan laser pada retina yang sebelumnya terhalang oleh darah atau jaringan ikat.

Jenis Operasi
• Pneumoretinopeksi: operasi singkat untuk melekatkan kembali retina yang lepas (ablasio retina).
• Scleral Buckling: Operasi untuk melekatkan kembali retina yang lepas.
• Vitrektomi: Operasi ini memerlukan alat khusus, ahli bedah akan melakukan operasi didalam rongga bola mata untuk membersihkan vitreus yang keruh, melekatkan kembali vitreus yang mengalami ablasio, mengupas jaringan ikat dari permukaan retina, dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan.

Keberhasilan:
Tajam penglihatan setelah operasi Vitreoretinal tergantung pada banyak hal antara lain:
• Ablasio Retina: tajam penglihatan setelah operasi ablasio retina tergantung kepada keadaan makula sebelum operasi.
• Retinopati Diabetik: Perbaikan tajam penglihatan setelah operasi vitrektomi untuk retinopati diabetik tergantung kepada:
1. Keadaan makula dan saraf mata sebelum operasi
2. riwayat laser sebelum operasi
3. keadaan umum penderita
4. dan keberhasilan menjaga kadar gula darah dalam batas-batas normal setelah operasi
5. keberhasilan operasi vitrektomi untuk retinopati diabetik lebih tinggi pada penderita yang sudah menjalani laser cukup sebelum operasi dan pada penderita dengan kontrol gula darah yang baik.

Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi setelah terjadi pembiusan umum adalah rasa mual dan muntah-muntah.

Komplikasi akibat operasi:
Komplikasi dapat terjadi pada semua operasi termasuk operasi vitreoretinal. Operasi hanya akan dilakukan apabila diperkirakan sebelumnya bahwa resiko komplikasi akibat operasi adalah kecil dibanding dengan kemungkinan penyelamatan penglihatan kalau operasi berhasil.
Contoh komplikasi yang dapat terjadi setelah operasi Vitreoretinal:
• Infeksi
• Perdarahan
• Ablasio retina baru, sebagai komplikasi operasi
• Glaukoma
• Katarak

Pemeriksaan Lapang Pandangan/ Kampus Visi

Pemeriksaan lapang pandangan sentral dan perifer dipergunakan untuk tiga alasan:
• Mendeteksi kelainan tajam penglihatan
• Mencari lokasi kelainan disepanjang jaras saraf penglihatan
• Melihat besar kelainan mata dan perubahannya dari waktu ke waktu/ follow up

Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengeliminir defferential diagnosis dan dipergunakan untuk melihat progresifitas penyakit, dan biasanya menyertai pemeriksaan lain misalnya: pemeriksaan ketajaman penglihatan, penglihatan warna atau pemeriksaan mata lainnya.
Pemeriksaan lapang pandangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sangat sederhana bahkan tanpa alat, sampai dengan pemakaian alat canggih. Pemeriksaan ini selalu dilakukan pada satu mata baru kemudian dilakukan pada mata yang lain.
Pemeriksaan lapang pandangan bisa dilakukan dengan cara yaitu dengan uji konfrontasi dan kisi Amsler, atau dengan cara yang lebih canggih (dengan perimeter Goldmann).
Pemeriksaan lapang pandangan sederhana apabila dikerjakan dengan benar dan didukung dengan pemahaman teori yang memadai, akan dapat mengungkapkan berbagai kelainan lintasan visual.
Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat teknik pemeriksaan lapang pandangan:
• Melihat wajah pemeriksa
Dengan salah satu mata, pasien diminta mengarahkan pandangannya kehidung pemeriksa kemudian diminta menerangkan mengenai perasaan penglihatannya misalnya:
1. pasien mengatakan hidung tampak tertutup kabut bulat sedangkan disekitarnya jelas. Ini menunjukkan skotoma sentral yang bersifat positif. Keadaan ini sering terjadi pada retinopati serosa sentralis
2. Pasien mengatakan ujung hidung hilang seperti terhapus sedangkan disekitarnya tampak jelas. Ini menunjukkan skotoma sentral yang bersifat negatif. Keadaan ini sering terjadi pada neutritis retrobulbaris
3. Pasien mengatakan bagian bawah hidung tampak kabur sedangkan bagian atas hidung tampak lebih jelas. Ini menunjukkan adanya hemianopia altitudinal inferior. Keadaan ini sering terjadi pada neuropati optik iskhemik anterior akuta.

• Melihat tutup botol Midriatikum (merah)
Dengan salah satu mata yang diperiksa pasien disuruh memfiksasi tutup botol yang tepat berada didepan mata.
• Melihat tutup botol Midriatikum (merah?) di Nasal dan Temporal
Pada mata yang diperiksa dokter memperlihatkan dua tutup botol sekaligus satu nasal satu temporal. Pasien diminta meluruskan pandangannya tepat diantara dua botol mengarah hidung pemeriksa
• Uji seperti nomor 3 dengan jari tangan pemeriksa
Pemeriksa menggerak-gerakkan jari pada setiap kuadran dan pasien diminta mendeteksi atau menghitung jari.
• Menetapkan batas tepi lapang pandang
Pada buku-buku lama, khususnya buku-buku neurologi, penetapan batas tepi lapang pandangan pasien dilakukan dengan membandingkan lapang pandangan pasien dengan lapang pandangan dokter, dengan asumsi bahwa lapang pandangan dokter normal.


KISI AMSLER
Pemeriksaan ini dipakai sebagai pemeriksaan penglihatan sentral 20 derajad, Kisi Amsler berupa gambar kotak-kotak kecil atau kisi pada selembar kertas. Kisi Amsler dipegang dengan jarak 14 inchi, umumnya pasien dikoreksi penglihatan dekatnya terlebih dahulu, mata diperiksa satu persatu.

PERIMETER GOLDMANN
Perimeter Goldmann berupa alat berbentuk mangkok setengah bola, dioperasikan secara manual, menggunakan target uji yang diproyeksikan, serta target uji dijalankan dari luar lapang pandangan kedaerah lapang pandangan atau daerah skotoma ke tepi skotoma. Perimeter ini dibuat oleh dokter Goldmann, sehingga nama lengkapnya perimeter ini adalah perimeter mangkok, manual, proyeksi, kinetik, Goldmann.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar